June, 18 2025
Category: R 4 MOTOSPORT
Mandalika 18 Juni 2025 – Dalam upaya memajukan olahraga otomotif, khususnya drifting, Mandalika Grand Prix Association (MGPA) terus mendorong lahirnya pembalap-pembalap lokal melalui program pengembangan seperti Drifting, Drift Camp, dan Drift Kart.
Apa itu Drifting?
Drifting pertama kali dikenal di Jepang pada era 1970-an. Teknik ini berawal dari kebiasaan pembalap sirkuit Kunimitsu Takahashi yang secara tidak sengaja membuat mobilnya meluncur di tikungan namun tetap mempertahankan kecepatan dan kontrol. Teknik yang awalnya dianggap tidak lazim ini ternyata justru mempercepat waktu putaran mobilnya di lintasan.
Seiring waktu, Takahashi mengasah teknik tersebut hingga menjadi gaya khas yang menginspirasi generasi pembalap setelahnya, termasuk Keiichi Tsuchiya. Tsuchiya mengembangkan teknik drift di jalanan pegunungan dan menjadikannya semakin populer di kalangan anak muda Jepang. Kepopulerannya bahkan merambah dunia hiburan lewat manga dan anime Initial D, yang memperkenalkan budaya drifting ke panggung global.
Dari Teknik ke Olahraga Resmi
Meski populer secara global, drifting baru mendapat pengakuan dari Federasi Otomotif Internasional (FIA) pada tahun 2017 sebagai cabang motorsport resmi. Lambannya pengakuan ini disebabkan oleh metode penilaian yang dianggap subjektif, terutama karena salah satu kriterianya adalah style, unsur artistic, dan estetika dalam mengemudi.
Namun, seiring dengan berkembangnya sistem penjurian dan indikator teknis seperti speed, angle, dan racing line, drifting kini dinilai lebih objektif dan dapat diukur secara konsisten. Penggunaan suara mesin, zona throttle, dan garis lintasan turut membantu juri dalam menentukan performa peserta secara adil.
Drifting mulai dikenal di Indonesia sejak awal 2000-an, namun baru mendapat perhatian serius lewat kompetisi yang terstruktur pada 2010 seperti kejuaraan Jakarta International Drifting di parkir barat JiExpo Kemayoran. Sebelumnya, berbagai event seperti Goodyear Night Drift sudah diadakan, namun belum sepenuhnya memenuhi standar kompetisi profesional.
Peran MGPA
Denny Pribadi selaku Manager Motorsport MGPA menyatakan drifting merupakan cabang olahraga otomotif yang sedang naik daun di berbagai wilayah, termasuk Jakarta, Amerika, dan negara-negara lain. Namun, di Lombok, belum ada satu pun anak lokal yang mampu melakukan drifting secara profesional.
“Saya ingin dari Lombok ini muncul bibit-bibit drifter yang bisa bersaing di kancah nasional. Maka dari itu, saya mulai memperkenalkan drift car dengan melatih anak-anak lokal secara rutin di Sirkuit Mandalika,” jelasnya.
Awalnya, Denny menginisiasi latihan drifting meski tanpa kendaraan khusus. Perlahan, mulai muncul minat dari beberapa pemuda lokal seperti Firman, yang dari nol akhirnya bisa menjadi drifter kompeten. Firman kemudian mengikuti kompetisi di Bali dan berhasil meraih juara kedua atau ketiga.
Keberhasilan ini memicu minat pemuda lainnya seperti Vital, Randy, Aswin, Billy, Adam, dan Akbar, yang kemudian membeli mobil jenis BMW 323 manual dan aktif berlatih drifting.
Apa itu Drift Camp?
Dalam upaya memperkuat komunitas drifting sekaligus meningkatkan keterampilan para drifter dari berbagai tingkatan, Indonesian Drift Community (IDC) secara konsisten menggelar Drift Camp, sebuah acara latihan bersama yang kini menjadi agenda penting dalam kalender kegiatan drifting nasional.
Drift Camp dirancang sebagai wadah latihan terbuka bagi para drifter, baik pemula maupun profesional, untuk mengasah kemampuan teknis dan mengevaluasi performa kendaraan mereka sebelum turun ke ajang kompetisi resmi. Tidak hanya berfokus pada latihan, acara ini juga menjadi ruang interaksi yang hangat bagi para pecinta drifting dari seluruh penjuru Indonesia.
Tujuan dan Manfaat Drift Camp
Tujuan utama dari Drift Camp adalah menyediakan ruang latihan drifting yang aman dan terarah, membantu peserta menemukan setelan terbaik (setting) pada mobil masing-masing, serta memperkuat hubungan antaranggota komunitas. Di tengah keterbatasan fasilitas latihan yang memadai, Drift Camp menjadi solusi efektif bagi para drifter untuk mengembangkan keterampilan dalam lingkungan yang mendukung.
Peserta dari Berbagai Tingkatan
Acara ini terbuka untuk semua level drifter, mulai dari pemula, Drift Star, dan Rookie, hingga drifter profesional (Pro) yang telah memiliki pengalaman luas di berbagai ajang balap nasional maupun internasional. Keberagaman ini menciptakan suasana belajar yang inklusif, di mana para pemula dapat langsung belajar dari mereka yang lebih berpengalaman.
Lokasi dan Fasilitas
Drift Camp umumnya digelar di lokasi yang memiliki lintasan aspal berkualitas baik dan aman untuk praktik drifting. Selain itu, penyelenggara juga mempertimbangkan aspek keterjangkauan biaya, sehingga siapa pun yang memiliki minat pada olahraga ini dapat ikut serta tanpa beban finansial yang berat.
Salah satu lokasi yang kini rutin menjadi tuan rumah Drift Camp adalah Sirkuit Mandalika di Nusa Tenggara Barat. Kehadiran kegiatan ini di Mandalika mendapatkan dukungan penuh dari Mandalika Grand Prix Association (MGPA).
“Kami melihat Drift Camp sebagai sarana penting untuk menumbuhkan bakat-bakat muda di Lombok dan sekitarnya. Ini adalah langkah awal yang konkret untuk membentuk komunitas drifting lokal yang kuat dan berkelanjutan,” ujar Denny Pribadi, Manager Motorsport MGPA.
Konsep dan Kegiatan
Dengan mengusung semangat belajar bersama dan saling berbagi, Drift Camp tidak hanya diisi dengan sesi latihan di lintasan, tetapi juga diskusi teknis, pembahasan strategi balap, hingga kegiatan hiburan untuk mempererat keakraban antar peserta. Konsep ini menjadikan Drift Camp sebagai lebih dari sekadar ajang latihan, melainkan juga sebagai forum pertukaran ilmu dan pengalaman.
Mobil yang Digunakan
Jenis kendaraan yang digunakan dalam Drift Camp umumnya adalah mobil berpenggerak roda belakang (Rear-Wheel Drive / RWD), baik dari jenis sedan maupun pick-up. Mobil-mobil ini dipilih karena karakteristik penggerak belakangnya memungkinkan untuk melakukan teknik drifting secara optimal.
Melalui penyelenggaraan rutin Drift Camp, IDC berharap dapat terus memupuk semangat kebersamaan dan meningkatkan standar kualitas drifting di Indonesia. Selain menjadi ajang pemanasan menuju kejuaraan resmi, Drift Camp juga membuktikan bahwa komunitas yang solid dan edukatif adalah fondasi utama bagi kemajuan motorsport nasional.
Setelah minat komunitas drifting di Lombok mulai tumbuh, MGPA mengembangkan kegiatan Drift Camp sebagai sarana pelatihan sekaligus kompetisi persahabatan. Dalam kegiatan ini, pembalap-pembalap hasil binaan MGPA diadu dengan pembalap dari Bali.
“Kita juga undang juri dari Jakarta, seperti Lucky Reza, supaya penilaian lebih objektif. Firman kembali menorehkan prestasi dengan meraih posisi ketiga,” tambah Denny.
MGPA berencana kembali menggelar Drift Camp dalam event Mandalika Festival of Speed (MFoS), kali ini dengan menghadirkan Amandio sebagai juri. Kejuaraan ini juga menjadi bagian dari komunitas drifting nasional, yaitu Indonesia Drift Community (IDC).
Edukasi dari Jalanan ke Sirkuit
Konsep Drift Camp awalnya dicetuskan Denny di Jakarta, sebagai respon atas maraknya aksi drifting liar di jalanan. Bersama koleganya, ia menyediakan wadah latihan di JXPO Kemayoran dengan biaya terjangkau Rp50.000 per peserta. Kegiatan ini kemudian berkembang ke Karawang, Bekasi, Solo, Yogyakarta, Bali, dan kini Mandalika.
“Kami ingin drifting jadi ajang edukatif. Yang sudah ahli bisa membimbing pemula, jadi ada transfer ilmu yang positif,” jelas Denny.
Perbedaan Drift dan Slalom
Dalam penjelasannya, Denny juga membedakan antara drift dan slalom. Drift lebih menekankan pada kecepatan dan gaya, sedangkan slalom menitikberatkan pada ketangkasan serta ketepatan waktu dalam melewati rintangan berbentuk cone.
“Kalau slalom dinilai berdasarkan waktu. Kalau drifting dinilai oleh juri dengan parameter seperti style, angle, dan line,” kata Denny.
Drifting juga memiliki sistem perlombaan yang dikenal dengan tandem battle, dimulai dari sesi kualifikasi hingga babak 16 besar, 8 besar, hingga final. Adapun kendaraan yang digunakan harus berpenggerak roda belakang (rear-wheel drive), seperti BMW, Mercedes, atau mobil Jepang tipe tertentu.
Edukasi dan Kompetisi
Drifting kini telah menjadi bagian dari kejuaraan nasional (kejurnas) di bawah naungan Ikatan Motor Indonesia (IMI), dengan event utama biasanya digelar di Sentul. MGPA sendiri terus berinovasi agar Sirkuit Mandalika menjadi tuan rumah ajang-ajang drifting berkualitas, dengan area lintasan seperti belakang Paddock dan garasi 22 sebagai lokasi utama.
Denny Pribadi menegaskan bahwa inisiatif ini bukan sekadar mencetak atlet, tapi juga membentuk kultur otomotif yang sehat dan profesional di Lombok dan Indonesia secara keseluruhan.
Direktur Utama MGPA, Priandhi Satria, turut mendukung penuh pengembangan Drifting Car, Drift Camp, dan Drifting Karting sebagai bagian dari misi besar MGPA dalam menjadikan Sirkuit Mandalika sebagai pusat pengembangan olahraga otomotif nasional.
“Drifting, termasuk Drift Camp dan Drifting Karting, adalah bagian dari strategi kami dalam mengoptimalkan pemanfaatan sirkuit dan mengembangkan talenta lokal. Kami ingin agar Sirkuit Mandalika tidak hanya dikenal karena MotoGP, tetapi juga sebagai tempat lahirnya pembalap-pembalap baru di berbagai cabang motorsport,” ujar Priandhi.
Priandhi Satria menambahkan,”Kini, drifting menjadi salah satu olahraga otomotif yang terus berkembang di tanah air. Dengan semakin banyaknya event, pelatihan, serta komunitas yang tumbuh, drifting membuka jalan bagi pembalap muda untuk unjuk gigi di kancah nasional maupun internasional”.
Ia juga menambahkan bahwa program-program ini menjadi jembatan antara edukasi, pembinaan, dan kompetisi. MGPA berharap dapat terus mendorong partisipasi generasi muda dalam kegiatan otomotif yang terarah dan aman, sekaligus memperkuat ekosistem balap di Indonesia. (MGPA)
ARRIVE AND DRIVE
Ready to feel the adrenaline?Take on the track with Agya GR Arrive & Drive at Pertamina Mandalika International Circuit!Whether you want to take the wheel yourself or sit back and enjoy the ride, we've got you covered with our Toyota Agya GR Taxi Ride and Arrive & Drive programs.
JDM Fun Day
JDM (Japan Domestic Market) Fun Day is the biggest Japanese Car Community meet up in Indonesia. Followed by 85 high-performance JDM cars, this event initiated by the JDM community is conducted in a Time Attack format. JDM Funday Time Attack is divided into 3 classes according to car specifications: standard, street, and race. Racers from various backgrounds, including non-experienced drivers, experienced drivers, and professionals, have the opportunity to compete.
BOOK NOW