November, 01 2025
Category: R 2 MOTOSPORT
The Mandalika, 31 Oktober 2025 — Di sela-sela gelaran final round Pertamina Mandalika Racing Series (MRS) 2025, dua sosok penting di balik lahir dan berkembangnya ajang balap motor nasional ini berbincang hangat di area pitlane Pertamina Mandalika International Circuit.
Mereka adalah Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Priandhi Satria, dan legenda balap nasional sekaligus perwakilan dari Pride Motorsport, Ahmad Jayadi, promotor penyelenggara Kejurnas roda dua di Mandalika.
Berikut petikan wawancara:
Priandhi Satria:
Kita bertemu lagi di Mandalika, Mas Jayadi. Rasanya seperti reuni teman lama. Dulu tahun 2023, kita bersama Pak Eddy Saputra dan Mas Arief Syahbani berdiskusi di Cikini, di kantor Pak Eddy, untuk membuat satu ajang balap mengisi kekosongan jadwal WSBK. Dari situlah lahir nama Mandalika Racing Series. Waktu itu kita mulai dengan hanya 15 starter, dan kini sudah memasuki tahun ketiga dengan lebih dari seratus pembalap. Luar biasa perjalanannya.
Bagaimana Mas Jayadi melihat perkembangan MRS hingga saat ini?
Ahmad Jayadi:
Alhamdulillah, saya sangat bersyukur. Awalnya MRS hadir karena ada kesempatan dari slot kosong Asia Talent Cup waktu itu. Tapi siapa sangka, kesempatan itu menjadi titik awal sejarah baru motorsport Indonesia. Mandalika kini jadi ikon balap nasional. Semua pembalap bermimpi bisa turun di sini.
Dari situ kami di Pride Motorsport merasa bangga bisa mewadahi pembalap muda untuk berkompetisi di sirkuit berstandar internasional. Awalnya hanya 15 starter, kini semakin banyak peserta dari berbagai kelas. Bahkan tahun 2024 kami menambah kelas Junior Sport Under 15, dan tahun ini resmi jadi Kejurnas. Perjalanan ini panjang, tapi hasilnya membanggakan.
Priandhi Satria:
Betul sekali. Kalau dipikir-pikir, MRS ini lahir karena keberkahan juga. Kalau waktu itu slot WSBK tidak kosong, mungkin MRS belum tentu lahir.
Ahmad Jayadi:
Betul, Om. Tapi justru karena “kekosongan” itu kita punya kesempatan membangun sesuatu. Sekarang hasilnya terlihat. Dulu pembalap Indonesia hanya mendominasi di kelas Underbone, tapi sejak adanya MRS, kita bisa lihat pembalap kita bersaing di kelas 250cc, 600cc, bahkan 1000cc. Mereka bukan cuma ikut, tapi benar-benar berebut podium. Itu bukti bahwa MRS punya dampak besar terhadap peningkatan level pembalap Indonesia.
Priandhi Satria:
Saya juga memperhatikan dari sisi disiplin. Sekarang sistem penalti di MRS sudah diterapkan dengan sangat profesional. Dulu sempat ada sistem denda uang, tapi Pride Motorsport menggantinya dengan penalti waktu atau time penalty agar lebih mendidik. Tujuannya supaya pembalap belajar disiplin, bukan sekadar membayar kesalahan.
Bagaimana pandangan Mas Jayadi tentang perubahan ini?
Ahmad Jayadi:
Itu langkah yang tepat. Karena dunia balap internasional menuntut disiplin tinggi, mulai dari speed limit di pitlane sampai waktu persiapan di grid. Dengan sistem penalti, pembalap belajar mengelola waktu dan tanggung jawabnya sendiri. Kalau terlambat, ya rugi di lintasan. Dampaknya besar terhadap karakter mereka. Rider yang juara pasti yang paling disiplin. Mereka belajar mengatur waktu, menjaga fokus, dan menghadapi penalti sebagai pelajaran, bukan beban.
Priandhi Satria:
Bagaimana dengan respons para manajer tim terhadap sistem ini?
Ahmad Jayadi:
Mereka sangat mendukung. Semua tim besar Indonesia turun di MRS, dan mereka tahu ajang ini bukan hanya soal kompetisi, tapi juga pembinaan. Sekarang sudah ada jenjang jelas, kelas Under 15, Under 25, dan senior. Jadi pembalap muda bisa naik bertahap, sementara seniornya tetap aktif dan ikut melatih adik-adiknya. Regenerasi berjalan, atmosfer balapnya juga semakin sehat.
Priandhi Satria:
Apakah kelas Under 15 ini banyak diisi pembalap baru?
Ahmad Jayadi:
Benar, Om. Mayoritas peserta Under 15 adalah pendatang baru. Awalnya, anak-anak muda ini tidak punya wadah yang cocok karena kelas expert terlalu berat. Jadi saya dan Pak Eddy Saputra sepakat membuka kategori usia 12–15 tahun. Kami menghubungi banyak sekolah balap, dan antusiasmenya luar biasa. Kini mereka punya ruang untuk berkembang secara bertahap, dan performa mereka meningkat pesat. Banyak di antara mereka yang dulunya hanya ikut-ikutan, sekarang sudah bisa bersaing dan juara.
Priandhi Satria:
Luar biasa. Saya dengar beberapa pembalap muda bahkan sempat berlatih di VR46 Riders Academy milik Valentino Rossi. Bisa diceritakan sedikit?
Ahmad Jayadi:
Benar, Om. Tahun ini kami membawa beberapa pembalap berprestasi dari MRS ke VR46 Academy di Italia. Tidak semua bisa berangkat karena beberapa di bawah naungan pabrikan tertentu, tapi yang berangkat benar-benar punya potensi besar. Mereka berlatih bersama pembalap dunia seperti Marco Bezzecchi dan Pecco Bagnaia. Bisa berlatih langsung di rumahnya Valentino Rossi tentu pengalaman luar biasa. Mereka termotivasi, melihat langsung bagaimana pola latihan, disiplin, dan mental juara dibentuk. Bagi mereka, ini pengalaman yang mengubah cara pandang tentang arti menjadi pembalap profesional.
Priandhi Satria:
Menarik sekali. Jadi, menurut Mas Jayadi, balapan itu bukan hanya soal teknis di lintasan, tapi juga soal karakter, disiplin, dan pola pikir, ya?
Ahmad Jayadi:
Betul. Mindset itu kunci. Anak-anak belajar bahwa jadi juara tidak hanya butuh kecepatan, tapi juga kerja keras, mental, dan konsistensi. Itulah nilai yang juga kami tanamkan melalui MRS.
Priandhi Satria:
Sebagai penutup, Mas Jayadi, apakah MRS akan terus berlanjut di tahun 2026?
Ahmad Jayadi:
Harus ada, Om! Ini bukan sekadar ajang balap, tapi bagian dari sistem pembinaan motorsport nasional. Tahun depan tentu akan ada evaluasi dan penyempurnaan, tapi semangatnya tetap sama: menjadikan MRS sebagai rumah bagi lahirnya pembalap-pembalap Indonesia yang siap berprestasi di tingkat dunia.
(MGPA)
ARRIVE AND DRIVE
Ready to feel the adrenaline?Take on the track with Agya GR Arrive & Drive at Pertamina Mandalika International Circuit!Whether you want to take the wheel yourself or sit back and enjoy the ride, we've got you covered with our Toyota Agya GR Taxi Ride and Arrive & Drive programs.
JDM Fun Day
JDM (Japan Domestic Market) Fun Day is the biggest Japanese Car Community meet up in Indonesia. Followed by 85 high-performance JDM cars, this event initiated by the JDM community is conducted in a Time Attack format. JDM Funday Time Attack is divided into 3 classes according to car specifications: standard, street, and race. Racers from various backgrounds, including non-experienced drivers, experienced drivers, and professionals, have the opportunity to compete.
BOOK NOW