November, 21 2025
Category: R 2 MOTOSPORT
The Mandalika, 21 November 2025 — Di tengah hiruk-pikuk persiapan Pertamina Grand Prix of Indonesia 2025 lalu, satu elemen krusial menjadi pusat perhatian penyelenggara: keselamatan medis untuk pembalap.
Di balik gemuruh mesin MotoGP dan antusiasme ribuan penonton, Mandalika Grand Prix Association (MGPA) menggerakkan sebuah sistem keamanan medis terintegrasi yang mencerminkan standar internasional paling ketat. Helikopter Basarnas, ambulans advance, dan ratusan tenaga medis profesional menjadi pondasi dari jaminan keselamatan tersebut.
Priandhi Satria, Direktur Utama PT. Mandalika Grand Prix Association (MGPA) selaku perusahaan yang ditunjuk untuk mengelola Pertamina Mandalika International Circuit oleh PT. Injourney Tourism Development Corporation (ITDC) selalu berada di garis depan memastikan semua persiapan berjalan sempurna. Priandi Satria menegaskan bahwa seluruh komponen vital, baik di darat maupun udara, setelah dilakukan inspeksi oleh FIM dan Dorna dinyatakan telah siap mendukung rangkaian latihan, kualifikasi, hingga race day MotoGP Mandalika.
Helikopter Basarnas: Tulang Punggung Evakuasi Udara Mandalika
Di area Medical Center Mandalika, dua helikopter berwarna khas Basarnas mendarat dalam dua tahapan pendaratan. Keduanya menjadi pusat perhatian saat mendarat, bukan hanya karena momen kedatangannya yang dramatis, tetapi karena peran vitalnya dalam sistem evakuasi medis MotoGP.
Salah satu helikopter terbang jauh dari Jakarta menuju Surabaya dan kemudian ke Lombok. Sementara yang lain menempuh jalur Bogor–Semarang–Lombok. Keduanya tiba dalam kondisi standar dengan tiga baris bangku penumpang. Namun, konfigurasi itu akan disesuiakan untuk penanganan medis.
Kru Basarnas bersama tim medis segera memulai proses modifikasi kabin: melepas bangku belakang, menyiapkan ruang pemasangan stretcher, dan menyempurnakan area kerja paramedis di dalam helikopter. Setelah dimodifikasi, helikopter dapat membawa satu pasien didampingi dua tenaga medis, pilot, kopilot, dan satu personel pendamping pasien.
Chief Medical Officer (CMO) MotoGP Mandalika, Dr. Eko, menekankan bahwa keberadaan dua helikopter bukan sekadar dukungan logistik, tetapi merupakan persyaratan mutlak berdasarkan Medical Code MotoGP.
Aturannya jelas: jika jarak tempuh dari lokasi kejadian ke rumah sakit rujukan melebihi 4-5 menit, helikopter wajib tersedia. Jika tidak, balapan tidak dapat dimulai.
Ia menjelaskan bahwa setiap pagi sebelum agenda MotoGP dimulai, race direction memastikan dua helikopter sudah standby pada pukul 06.30. Jika salah satunya tidak berada di posisi helipad, maka Dorna tidak akan mengizinkan kegiatan balap berlangsung. Satu helikopter berfungsi sebagai armada evakuasi, sementara helikopter lainnya harus tetap siaga sebagai cadangan untuk memastikan jalannya balapan tidak terganggu.
Di Sirkuit Mandalika, seluruh prosedur tersebut dijalankan secara disiplin. Bahkan jalur evakuasi udara menuju RSUP NTB di Kota Mataram sudah disiapkan dengan presisi. Helikopter tidak mendarat di area samping rumah sakit, tetapi langsung di atas gedung sehingga pasien dapat dipindahkan ke ruang perawatan dalam hitungan beberapa menit saja.
Ambulans Advance dan Ratusan Tenaga Medis: Garis Depan Penanganan Darurat
Kesiapan sistem medis Mandalika tidak berhenti pada evakuasi udara. Di darat, 22 unit ambulans tipe advance disebar ke seluruh titik strategis dalam sirkuit. Ambulans-ambulans tersebut dilengkapi peralatan standar ICU darurat mulai dari ventilator, defibrillator, alat penanganan trauma, hingga perangkat monitoring lengkap. Tidak ada satu pun yang bertipe ambulans basic; semuanya dirancang untuk menangani insiden berisiko tinggi dalam hitungan detik.
Sebanyak 29 titik medis di area sirkuit telah ditetapkan dan disetujui melalui koordinasi ketat antara MGPA, Chief Medical Officer, FIM, dan Dorna. Penentuan titik dilakukan berdasarkan klasifikasi risiko tiap area lintasan, jarak tempuh ambulans, serta potensi skenario kecelakaan yang mungkin terjadi.
Seluruh ambulans ini dioperasikan sebagai bagian dari jaringan medis yang terdiri dari lebih dari 140 tenaga medis profesional. Mereka adalah dokter, paramedis, teknisi kesehatan berpengalaman yang telah mendapat lisensi khusus dan pelatihan internasional. Siang itu, sebagian besar dari mereka terlihat bersiaga di depan Medical Center, mengikuti briefing untuk persiapan medical inspection yang dilakukan FIM dan Dorna.
Priandhi Satria menjelaskan bahwa keberadaan ratusan tenaga medis ini merupakan wujud komitmen MGPA bahwa keselamatan pembalap, kru, panitia, dan penonton adalah prioritas utama. Dengan kerja sama antara tenaga medis nasional dan internasional, setiap detail protokol keselamatan dimaksimalkan, mulai dari komunikasi radio, jalur evakuasi, hingga prosedur penanganan kecelakaan berisiko tinggi.
Kolaborasi Lintas Instansi
Di balik sistem medis yang begitu kompleks ini, terdapat kerja sama lintas instansi yang intens. Basarnas menyediakan helikopter, kru pilot, dan tim teknis mereka. MGPA menangani integrasi operasional sepanjang event. FIM dan Dorna memastikan semua standar internasional terpenuhi. Sementara berbagai tenaga medis, dokter dan perawat dari rumah sakit di RSUP NTB di Kota Mataram, lembaga kesehatan, hingga institusi profesional turut mengambil peran.
Tahun ini, MGPA bahkan menyiapkan tiga helipad di area sirkuit. Dua digunakan untuk helikopter medis Basarnas, sementara satu helipad lainnya diperuntukkan bagi helikopter milik Dorna yang bertugas melakukan live coverage seluruh sesi balap. Ketiga helipad ini dirancang agar tidak saling mengganggu, tetapi tetap dalam satu koordinasi komando.
Priandhi Satria tidak dapat menyembunyikan rasa bangganya ketika dua helikopter Basarnas mendarat sempurna di Mandalika. Ia mengingat kembali pengalaman tahun sebelumnya ketika helikopter Basarnas harus diterbangkan dari Danau Toba tempat mereka bertugas dalam kejuaraan powerboat dan jetski, sebelum tiba di Mandalika.
“Ini bukan hal mudah, kita telah mempersiapkannya beberapa bulan sebelum event,” ujarnya, menegaskan betapa besar dukungan Basarnas dalam memastikan MotoGP Indonesia dapat berjalan sesuai standar.
Inspeksi FIM dan Dorna
Seluruh fasilitas medis, termasuk helikopter, ambulans, ruang perawatan, jalur komunikasi, dan kelengkapan medis, menjalani inspeksi resmi oleh tim FIM dan Dorna. Mereka mengevaluasi setiap detail, mulai dari peralatan hingga kesiapsiagaan personel.
Setelah serangkaian pengecekan yang berlangsung intens sepanjang hari, seluruh sistem dinyatakan siap operasional. Proses ini menjadi tanda bahwa Mandalika resmi memasuki tahap akhir menuju akhir pekan balap.
Priandhi menyampaikan rasa lega setelah mendengar hasil inspeksi tersebut. Bagi MGPA, ini adalah validasi bahwa upaya yang dilakukan selama berbulan-bulan telah memenuhi ekspektasi para pemangku kepentingan internasional.
MotoGP bukan hanya soal mesin bertenaga tinggi yang berlomba di lintasan. Di balik setiap tikungan berkecepatan tinggi, ada sistem keselamatan kelas dunia yang bekerja secara senyap. Dan di Mandalika, tidak ada satu pun bagian dari sistem itu yang boleh absen.
Tanpa dua helikopter standby, balapan batal. Tanpa 22 ambulans advance, standar tidak terpenuhi. Tanpa tenaga medis bersertifikasi internasional, event tidak diizinkan berlangsung. Inilah realitas di balik gemerlap MotoGP: keselamatan adalah fondasi mutlak, bukan kompromi.
Dengan hadirnya helikopter Basarnas, armada ambulans advance, ratusan tenaga medis profesional, dan koordinasi antarinstansi yang berjalan tanpa cacat, Mandalika menunjukkan bahwa Indonesia mampu menjaga standar keselamatan tertinggi dalam ajang balap dunia.
MotoGP Mandalika 2025 bukan hanya panggung aksi olahraga kelas dunia, tetapi juga bukti komitmen Indonesia dalam menghadirkan penyelenggaraan yang aman, profesional, dan sesuai regulasi internasional. Ketika bendera start dikibarkan, semua itu menjadi kerja sunyi yang memastikan setiap detik balapan berlangsung dalam keamanan maksimal. (MGPA)
ARRIVE AND DRIVE
Ready to feel the adrenaline?Take on the track with Agya GR Arrive & Drive at Pertamina Mandalika International Circuit!Whether you want to take the wheel yourself or sit back and enjoy the ride, we've got you covered with our Toyota Agya GR Taxi Ride and Arrive & Drive programs.
JDM Fun Day
JDM (Japan Domestic Market) Fun Day is the biggest Japanese Car Community meet up in Indonesia. Followed by 85 high-performance JDM cars, this event initiated by the JDM community is conducted in a Time Attack format. JDM Funday Time Attack is divided into 3 classes according to car specifications: standard, street, and race. Racers from various backgrounds, including non-experienced drivers, experienced drivers, and professionals, have the opportunity to compete.
BOOK NOW