July, 29 2025
Category: R 2 MOTOSPORT
Deru mesin yang membelah udara. Ketegangan yang membuncah di setiap tikungan. Dan satu pertanyaan yang terus menggema dari tribun ke dunia maya: Siapakah pembalap MotoGP™ terbaik sepanjang masa?
Pertanyaan ini bukan sekadar topik ringan dalam obrolan santai penggemar balap motor, tetapi telah menjadi perdebatan klasik yang memicu rivalitas, membelah opini, dan membentuk sejarah olahraga ini. Dari statistik mengagumkan hingga rivalitas legendaris, mari kita telusuri kisah dan pencapaian para ikon besar yang telah mewarnai lintasan MotoGP™.
Empat nama besar yang tak pernah absen dari diskusi ini adalah Giacomo Agostini, Mick Doohan, Valentino Rossi, dan Marc Marquez. Keempatnya telah mengukir gelar juara dunia di berbagai kelas, sebuah pencapaian yang luar biasa dalam sejarah balap motor.
Namun, siapa yang pantas menyandang gelar "terhebat"? Pertanyaan ini tak memiliki jawaban tunggal. Gelar juara dunia tentu menjadi tolak ukur penting, tetapi bukan satu-satunya. Konsistensi, daya tahan karier, jumlah kemenangan, jumlah podium, persaingan dengan pembalap era mereka, hingga pengaruh terhadap popularitas olahraga ini secara global, semuanya turut menjadi faktor penentu.
Untuk menentukan siapa yang layak dianggap sebagai pembalap terbaik MotoGP™ sepanjang masa, beberapa indikator penting dapat dipertimbangkan:
Sosok-Sosok Legendaris MotoGP™
1. Giacomo Agostini – Raja Tak Tertandingi Era 1960-1970
Agostini adalah sosok yang tak tergantikan dalam sejarah balap motor. Kariernya selama 14 musim menghasilkan 15 gelar juara dunia, termasuk 8 gelar di kelas 500cc dan 7 di kelas 350cc, banyak di antaranya diraih dalam satu akhir pekan balapan ganda.
Dominasi Agostini dimulai pada 1966 saat ia meraih gelar pertamanya bersama MV Agusta. Ia kemudian mendominasi dari 1968–1972, memenangkan dua gelar per musim. Setelah meraih kejayaan bersama pabrikan Italia, ia berpindah ke Yamaha dan kembali menjadi juara di kelas 350cc (1974) serta 500cc (1975).
Statistik Karier:
2. Mick Doohan – Dominator Era 90-an
Pembalap asal Australia ini memenangkan lima gelar juara dunia berturut-turut (1994–1998) bersama Honda. Meski kariernya terganggu cedera serius, semangat pantangnya menyerah membuatnya menjadi simbol ketangguhan.
Doohan hampir kehilangan kakinya setelah kecelakaan di Assen (1992), tetapi bangkit dan mulai mendominasi mulai 1994. Prestasinya mencapai puncak pada 1997 saat ia memenangkan 12 dari 15 balapan.
Statistik Karier:
3. Valentino Rossi – Ikon Global MotoGP™
Valentino Rossi bukan hanya seorang pembalap, tetapi fenomena budaya global. Dalam karier yang berlangsung 26 musim, Rossi mencatat 9 gelar dunia, termasuk 7 di kelas utama, dan meraih 235 podium dari 432 balapan.
Rossi adalah satu-satunya pembalap yang pernah menjuarai kejuaraan dunia di kelas 125cc, 250cc, 500cc, dan MotoGP™. Kiprahnya bersama Honda dan Yamaha menjadikannya favorit penggemar. Setelah masa sulit di Ducati, ia kembali ke Yamaha dan tetap kompetitif hingga akhir kariernya pada 2021.
Selain itu, ia mendirikan VR46 Racing Academy, melatih generasi pembalap Italia berikutnya dan kini mengelola tim MotoGP™ VR46 Racing Team.
Statistik Karier:
4. Marc Marquez – Juara Termuda dan Pemecah Rekor
Marc Marquez mencetak sejarah pada 2013 saat ia menjadi pembalap termuda yang meraih gelar kelas utama sebagai rookie, menyamai rekor Kenny Roberts (1978). Sejak itu, ia meraih 6 gelar MotoGP™ (total 8 di seluruh kelas) antara 2013 dan 2019.
Marquez dikenal atas gaya balap agresif dan penguasaan teknik luar biasa. Cedera serius pada 2020 menghambat momentumnya, tetapi pada 2024 ia kembali menang dan pada 2025 bergabung dengan Ducati sebagai langkah strategis untuk meraih gelar tambahan.
Statistik Karier (hingga awal 2025):*
Perbandingan Statistik Para Legenda MotoGP™
Pembalap |
Gelar Kelas Utama |
Kemenangan |
Podium |
Giacomo Agostini |
8 |
68 |
88 |
Valentino Rossi |
7 |
89 |
199 |
Marc Marquez* |
6 |
62 |
111 |
Mick Doohan |
5 |
54 |
95 |
*Keterangan: Sebelum musim 2025 dimulai
Rossi mendominasi dalam jumlah kemenangan dan podium, namun Agostini mencatat persentase kemenangan yang luar biasa tinggi, lebih dari 52% dari balapan yang ia ikuti. Marquez, sementara itu, memiliki rasio podium lebih dari 58%.
Lebih dari sekadar angka, keempat pembalap ini meninggalkan jejak mendalam dalam perkembangan MotoGP™. Rossi, misalnya, mengubah wajah olahraga ini menjadi lebih ramah bagi penggemar muda, sementara Agostini mengangkat status MotoGP™ ke kancah dunia sejak era 60-an.
Doohan memberi arti baru pada ketangguhan, sedangkan Marquez menyuguhkan kombinasi spektakuler antara bakat alami dan kemampuan teknik modern.
Siapa yang terbaik?
Jika ada yang bertanya, lantas siapa yang terbaik? Jawabannya sangat tergantung pada siapa yang ditanya. Seorang penggemar Italia berusia 45 tahun mungkin akan memilih Rossi. Sementara remaja Spanyol yang tumbuh bersama dominasi Marquez tentu punya pilihan berbeda. Ada juga yang mengagumi era Agostini atau takjub oleh keberanian Casey Stoner.
Selain mereka, legenda seperti Kenny Roberts, John Surtees (yang juga juara dunia F1), Freddie Spencer, dan Barry Sheene punya tempat khusus di hati para penggemar balap klasik.
Diskusi tentang siapa pembalap MotoGP™ terbaik sepanjang masa pada akhirnya adalah soal pandangan subjektif, preferensi personal, dan momen emosional yang melekat. Tapi satu hal pasti, setiap pembalap hebat telah menyumbang pada kemajuan dan kejayaan MotoGP™ yang kita cintai hari ini.
Apakah Anda Fans Rossi, Fans Marquez, Fans Agostini, atau Fans Doohan? Satu hal yang menyatukan kita semua adalah kecintaan terhadap kecepatan, adrenalin, dan kehebatan manusia di atas roda dua. (MGPA)
Pertamina Grand Prix of Indonesia akan digelar 3-5 Oktober 2025. Segera dapatkan tiketnya melalui situs resmi The Mandalika GP.
ARRIVE AND DRIVE
Ready to feel the adrenaline?Take on the track with Agya GR Arrive & Drive at Pertamina Mandalika International Circuit!Whether you want to take the wheel yourself or sit back and enjoy the ride, we've got you covered with our Toyota Agya GR Taxi Ride and Arrive & Drive programs.
JDM Fun Day
JDM (Japan Domestic Market) Fun Day is the biggest Japanese Car Community meet up in Indonesia. Followed by 85 high-performance JDM cars, this event initiated by the JDM community is conducted in a Time Attack format. JDM Funday Time Attack is divided into 3 classes according to car specifications: standard, street, and race. Racers from various backgrounds, including non-experienced drivers, experienced drivers, and professionals, have the opportunity to compete.
BOOK NOW