August, 02 2025
Category: R 2 MOTOSPORT
Sejak musim balap MotoGP™ 2024 tahun lalu, Michelin selaku pemasok ban resmi kejuaraan dunia MotoGP™ kembali menegaskan komitmennya terhadap keselamatan dan performa balap. Bersama para pabrikan dan pengelola teknis MotoGP™, Michelin merilis penyesuaian penting terhadap regulasi minimum tekanan ban sejak awal musim 2024, yang pada musim 2025 ini masih berlaku. Perubahan mulai 2024 tersebut menjadi langkah strategis lanjutan dari regulasi yang telah diimplementasikan pada musim sebelumnya 2023.
Penyesuaian Tekanan Minimum: Turun, Tapi Lebih Konsisten
Pada musim 2023, peraturan mengenai tekanan minimum ban telah mulai diberlakukan, khususnya untuk sesi balapan Tissot Sprint dan Grand Prix (GP) utama. Regulasi ini bertujuan menjaga integritas performa ban serta keselamatan pembalap di lintasan. Mulai musim 2024 lalu, meskipun prinsip dasarnya tetap dipertahankan, terdapat sejumlah penyesuaian signifikan.
Salah satu perubahan utama adalah penurunan tekanan minimum yang harus dipatuhi oleh setiap pembalap. Walau angka pastinya akan bervariasi tergantung sirkuit, Michelin bersama penyelenggara menetapkan bahwa ambang minimum tekanan akan diturunkan dibandingkan musim sebelumnya. Hal ini mempertimbangkan umpan balik dari tim, pembalap, serta data performa aktual ban di berbagai kondisi trek.
Mekanisme Kepatuhan Baru: Persentase Lintasan yang Lebih Fleksibel
Selain penyesuaian angka tekanan, mekanisme kepatuhan terhadap regulasi tekanan ban juga diperbarui. Sebelumnya, pada musim 2023, satu lap dinyatakan sah apabila tekanan ban rata-rata berdasarkan pembacaan per detik, mencapai atau melampaui ambang batas minimum yang ditetapkan. Mekanisme ini masih tetap berlaku di musim 2024, tetapi durasi kepatuhan mengalami perubahan.
Untuk balapan Grand Prix dengan jarak lebih dari 15 lap, pembalap kini hanya diwajibkan memenuhi tekanan minimum pada 60% dari total jumlah lap, bukan seluruh lap. Ini memberi sedikit kelonggaran, terutama pada fase awal balapan ketika tekanan ban bisa belum mencapai kestabilan optimum.
Sementara itu, untuk balapan Sprint yang berdurasi lebih singkat, persentase kepatuhan ditetapkan sebesar 30% dari total lap. Angka ini sama dengan aturan yang berlaku jika balapan utama dihentikan dan dilanjutkan kembali dengan format restart dalam rentang 7 hingga 15 lap.
Dalam kasus balapan ultra-singkat, seperti restart dengan hanya 6 lap atau kurang, sistem pengawasan berubah. Kepatuhan tekanan minimum diukur melalui dua pembacaan tekanan berturut-turut secara independen untuk ban depan dan belakang. Perlu diketahui bahwa sistem pengawasan tekanan ban mengambil pembacaan setiap satu detik, sehingga konsistensi tekanan benar-benar dapat diawasi dengan ketat.
Pengecualian dalam Balapan Flag-to-Flag
Satu-satunya kondisi di mana regulasi tekanan ban ini tidak diberlakukan adalah dalam format balapan flag-to-flag, yakni ketika pembalap diizinkan mengganti motor di tengah balapan akibat perubahan kondisi cuaca. Pada situasi tersebut, variasi tekanan yang sangat dinamis membuat regulasi ini ditiadakan. Selain itu, protokol tekanan minimum hanya diberlakukan apabila kedua ban yang digunakan adalah jenis slick, bukan ban hujan atau intermediate.
Sanksi Tegas untuk Pelanggaran: Penalti Waktu Resmi Ditetapkan
FIM MotoGP™ Stewards juga merilis ketentuan penalti baru yang berlaku pada musim 2024 untuk memastikan regulasi ini dijalankan secara disiplin oleh seluruh peserta kejuaraan.
Penalti ini bersifat tegas dan otomatis, menggantikan pendekatan sebelumnya yang lebih fleksibel dan berbasis evaluasi kasus per kasus. Dengan demikian, kejelasan dan keadilan kompetisi dapat lebih dijamin, sekaligus memberi tekanan kepada tim dan pembalap agar lebih disiplin dalam memenuhi standar teknis yang telah ditetapkan.
Podium Maverick Viñales dianulir
Balapan MotoGP musim 2025 di Sirkuit Internasional Lusail, Qatar, menyuguhkan drama sejak awal hingga akhir. Salah satu perhatian utama adalah penampilan luar biasa dari Maverick Viñales, yang mengukir hasil gemilang dengan finis di posisi kedua dalam debut resminya bersama tim Red Bull KTM Tech3.
Namun, euforia tersebut tak berlangsung lama. Beberapa jam setelah balapan, FIM MotoGP™ Stewards mengumumkan bahwa podium Viñales resmi dianulir akibat pelanggaran teknis terkait tekanan ban.
Dari Podium ke-2 turun ke-14
Viñales terbukti melanggar aturan minimum tekanan ban yang mulai diberlakukan secara ketat pada musim 2024 dan berlanjut di 2025. Data dari sistem pengawasan menunjukkan bahwa tekanan ban motor Viñales tidak memenuhi ambang batas yang diwajibkan selama persentase lap yang telah ditentukan. Berdasarkan regulasi teknis, setiap pembalap diwajibkan mempertahankan tekanan ban minimal selama 60% dari total jarak balapan untuk Grand Prix yang berlangsung lebih dari 15 lap.
Akibat pelanggaran tersebut, Stewards menjatuhkan sanksi penalti waktu sebesar 16 detik, sesuai dengan ketentuan resmi MotoGP. Dampaknya, Viñales harus rela kehilangan podium perdananya bersama KTM, dan hasil akhir yang semula posisi kedua turun drastis ke peringkat ke-14.
Menariknya, baik pihak Viñales, tim Tech3, maupun KTM tidak mengajukan protes terhadap keputusan tersebut. Hal ini menandakan bahwa bukti pelanggaran yang ditemukan oleh Stewards memang kuat dan tidak terbantahkan.
Viñales Tetap Sportif
Kendati podium dibatalkan, Viñales tetap menunjukkan sikap dewasa dan sportif. Dalam pernyataan usai balapan, sebelum hasilnya digugurkan, pembalap asal Spanyol ini mengungkapkan kegembiraannya atas pencapaian yang telah diraih bersama KTM, sebuah tim baru baginya setelah berpisah dengan Aprilia pada musim sebelumnya.
Viñales mengakui bahwa balapan di Qatar memberikan pengalaman penting untuk memahami lebih jauh karakteristik motor KTM RC16 yang kini ia tunggangi. “Tentu saja, sekali lagi aku dapat melihat kekuatan dan kekuranganku dengan motor ini, tapi aku sangat bahagia sepanjang balapan,” tambahnya saat wawancara dengan MotoGP.com usai balapan MotoGP Qatar.
Aksi Gemilang Viñales
Sebelum pengumuman penalti dijatuhkan, Viñales tampil mengesankan sepanjang balapan. Ia tidak hanya bersaing, tetapi juga memimpin lomba dalam beberapa lap awal dengan sangat meyakinkan. Performa motor KTM RC16 yang ditungganginya menunjukkan kecepatan yang mampu menyaingi dominasi para pembalap Ducati.
Dalam balapan tersebut, Viñales terlibat pertarungan sengit dengan Marc Márquez, Pecco Bagnaia, dan Franco Morbidelli, tiga nama besar di MotoGP. Momen ketika Viñales memimpin lomba menjadi simbol kebangkitan KTM dan sekaligus menandai ambisi besar mereka di musim 2025.
Pentingnya Regulasi
Kasus yang dialami Viñales menjadi pengingat penting bagi seluruh tim dan pembalap akan krusialnya aspek teknis dalam era MotoGP modern. Regulasi tekanan ban, yang sebelumnya dianggap sekadar formalitas, kini menjadi elemen penentu hasil balapan. Sejak musim 2024, MotoGP telah menerapkan sistem pemantauan tekanan ban secara real-time, dengan pembacaan dilakukan setiap detik, menjadikan pelanggaran hampir mustahil untuk disembunyikan.
Regulasi ini diberlakukan demi keselamatan, integritas teknis, dan keadilan kompetisi. Dengan tekanan ban yang tidak sesuai, ban bisa bekerja di luar batas optimal, yang berpotensi membahayakan pembalap maupun memberi keuntungan tidak adil.
Insiden Viñales bukan yang pertama, dan kemungkinan besar bukan yang terakhir. Namun, cara ia menerima keputusan tersebut dengan lapang dada dan tetap memuji kerja keras tim KTM Tech3 menunjukkan kualitas karakter dan profesionalismenya sebagai pembalap kelas dunia.
Meskipun hasil akhir tidak sesuai harapan, performa Maverick Viñales di MotoGP Qatar 2025 tetap menjadi capaian positif bagi KTM dan tim satelitnya, Tech3. Dalam balapan perdana bersama pabrikan asal Austria itu, Viñales mampu membuktikan bahwa dirinya masih memiliki kecepatan dan kemampuan bersaing di barisan depan MotoGP.
Insiden penalti ini akan menjadi pelajaran penting bagi semua pihak, terutama dalam mengelola aspek teknis yang kini semakin diawasi ketat. Dengan semangat yang tetap menyala dan perkembangan positif dalam adaptasinya, Viñales berpeluang bangkit dan kembali merebut podium yang sah dalam seri-seri berikutnya.
Perubahan-perubahan yang dilakukan ini menunjukkan tekad MotoGP™ untuk terus berevolusi dalam menjaga standar keselamatan, meningkatkan keadilan kompetisi, dan menyempurnakan aspek teknis yang mendukung performa maksimal di lintasan. Michelin dan FIM MotoGP™ Stewards memandang bahwa regulasi tekanan ban bukan hanya soal angka teknis semata, tetapi juga instrumen penting dalam menjaga kualitas balapan yang kompetitif sekaligus aman.
Musim 2025 dipastikan akan menyajikan tantangan baru bagi tim dan pembalap, tidak hanya dari sisi kecepatan dan strategi, tetapi juga dalam mengelola aspek teknis seperti tekanan ban yang kini menjadi elemen krusial dalam setiap hasil akhir balapan.
Pirelli Resmi Jadi Pemasok Ban MotoGP™ Mulai Musim 2027
Dunia balap motor Grand Prix akan memasuki babak baru dalam aspek teknis. Mulai musim 2027, Pirelli secara resmi akan menjadi pemasok ban tunggal untuk seluruh kelas kejuaraan MotoGP™, termasuk MotoGP, Moto2, dan Moto3. Kesepakatan strategis ini akan berlaku selama lima tahun, mencakup periode 2027 hingga 2031, dan saat ini sedang dalam tahap finalisasi.
Kesepakatan ini akan bertepatan dengan diberlakukannya regulasi teknis baru yang dirancang untuk dua musim mendatang. Dengan demikian, kehadiran Pirelli sebagai mitra eksklusif ban akan menjadi bagian integral dari transformasi teknis dan kompetitif di paddock MotoGP™.
Kebijakan menghadirkan satu pemasok ban di seluruh kategori balap bertujuan menciptakan jalur pengembangan yang lebih terstruktur dan berkesinambungan bagi para pembalap muda. Dengan menggunakan ban dari pabrikan yang sama sejak di Moto3 hingga MotoGP™, pembalap dapat mengasah keterampilan teknis dan adaptasi balap secara lebih konsisten dalam perjalanan menuju kasta tertinggi.
Pirelli saat ini telah memasok ban untuk kelas Moto2 dan Moto3, serta mendukung berbagai program pengembangan pembalap muda melalui inisiatif Road to MotoGP™. Dengan langkah ini, Pirelli akan memperluas perannya ke level tertinggi balap motor dunia, yakni kelas MotoGP, serta turut menjadi pemasok resmi untuk Kejuaraan Dunia Balap Motor Listrik MotoE™ mulai musim 2027.
Peran Michelin hingga 2026
Sementara itu, hingga berakhirnya musim 2026, Michelin akan tetap menjadi pemasok eksklusif ban untuk MotoGP dan MotoE. Dalam dua musim tersisa, Michelin berkomitmen untuk terus menyediakan dukungan teknis kelas dunia, termasuk produk dan teknologi mutakhir, guna menjamin performa kompetitif, keselamatan maksimal, dan kualitas balapan yang menjadikan MotoGP sebagai olahraga motor paling bergengsi dan dinamis di dunia.
Sebagai pelopor dalam pengembangan ban untuk balap motor listrik, Michelin akan tetap menjalankan peran pentingnya di kelas MotoE hingga akhir 2026. Mereka juga akan terus melanjutkan upaya inovatif dalam menciptakan ban yang lebih ramah lingkungan, dengan mengandalkan material daur ulang dan bahan terbarukan dalam proporsi yang terus meningkat, sejalan dengan komitmen terhadap keberlanjutan jangka panjang. (MGPA)
Pertamina Grand Prix of Indonesia akan digelar 3-5 Oktober 2025. Segera dapatkan tiketnya melalui situs resmi The Mandalika GP.
ARRIVE AND DRIVE
Ready to feel the adrenaline?Take on the track with Agya GR Arrive & Drive at Pertamina Mandalika International Circuit!Whether you want to take the wheel yourself or sit back and enjoy the ride, we've got you covered with our Toyota Agya GR Taxi Ride and Arrive & Drive programs.
JDM Fun Day
JDM (Japan Domestic Market) Fun Day is the biggest Japanese Car Community meet up in Indonesia. Followed by 85 high-performance JDM cars, this event initiated by the JDM community is conducted in a Time Attack format. JDM Funday Time Attack is divided into 3 classes according to car specifications: standard, street, and race. Racers from various backgrounds, including non-experienced drivers, experienced drivers, and professionals, have the opportunity to compete.
BOOK NOW