October, 22 2025
Category: R 4 MOTOSPORT
The Mandalika, 21 Oktober 2025 — Ajang Kejurnas Balap Mobil Indonesia Touring Car Race (ITCR) dan Touring Car Racing (TCR) kembali menjadi sorotan utama di musim balap 2025.
Kedua kategori ini menjadi fondasi penting bagi pengembangan dunia touring car nasional, dengan regulasi teknis yang disusun ketat oleh Ikatan Motor Indonesia (IMI). Tujuannya jelas: menjaga keadilan, keselamatan, dan profesionalisme di setiap putaran balapan.
Menurut Direktur Utama Mandalika Grand Prix Association (MGPA), Priandhi Satria, penyelenggaraan Kejurnas ITCR dan TCR di Mandalika bukan hanya soal kompetisi adu cepat di lintasan, tetapi juga wadah pembinaan dan pengujian kemampuan teknis tim-tim balap nasional.
“Kelas Kejurnas ITCR dan Non-Kejurnas TCR adalah pilar penting dalam pembinaan pembalap dan teknisi otomotif Indonesia. Regulasi yang rinci dan pengawasan ketat memastikan semua peserta berkompetisi secara adil, profesional, dan aman,” ujar Priandhi Satria.
Struktur dan Kelas Balapan
Kejurnas ITCR 2025 terbagi dalam beberapa kelas, yaitu ITCR 1200/N Production, ITCR 1500/N Production, ITCR 3600/Max, serta TCR (Touring Car Racing). Tiga kelas pertama masuk dalam kategori Kejuaraan Nasional (Kejurnas), sementara TCR berstatus non-kejurnas dengan regulasi teknis mengacu pada standar homologasi FIA.
Setiap kelas juga membuka kategori pembalap Non Seeded, Seeded B, dan Seeded A, dengan sistem poin dan format Superpole yang memberikan tambahan satu poin bagi pembalap tercepat di sesi kualifikasi.
ITCR 1200/N Production
Kelas ITCR 1200/N Production diperuntukkan bagi mobil produksi massal berkapasitas mesin hingga 1.200 cc, dengan usia kendaraan tidak lebih dari lima tahun sejak tahun penyelenggaraan.
Modifikasi yang diperbolehkan bersifat terbatas, seperti ECU remapping atau penggunaan komponen non-genuine, sepanjang spesifikasinya sesuai dengan aslinya.
Bobot minimal kendaraan ditetapkan 1000 kilogram, dan semua mobil wajib menggunakan ban radial non-slick berukuran minimal 195/40R15 dengan nilai treadwear di atas 200.
Setiap peserta hanya dapat menggunakan maksimal enam ban selama satu putaran lomba. Kelas ITCR 1200 juga diwajibkan menggunakan bahan bakar RON 98, sesuai ketentuan IMI.
ITCR 1500/N Production
Untuk kelas ITCR 1500/N Production, regulasi teknisnya mirip dengan ITCR 1200, namun berlaku bagi kendaraan berkapasitas hingga 1.500 cc. Bobot minimal kendaraan meningkat menjadi 1.125 kilogram. Penggunaan sistem pendingin tambahan seperti oil cooler diperbolehkan, sementara kendaraan dengan forced induction (turbo atau supercharger) dikenakan faktor pengali 1,7 kali kapasitas silinder sebagai bentuk penyeimbang performa.
ITCR 3600/Max
Kelas ITCR 3600/Max merupakan kategori dengan kebebasan modifikasi paling luas. Mobil yang digunakan boleh berusia hingga 20 tahun, dengan kapasitas mesin maksimal 3.600 cc.
Seluruh bentuk modifikasi diperbolehkan, kecuali yang secara tegas dilarang dalam regulasi. Bobot kendaraan minimal ditetapkan 1.400 kilogram, dan penggunaan bahan bakar berbasis methanol tidak diperbolehkan.
Ban yang digunakan wajib radial non-slick dengan lebar maksimal 265 mm, dengan batas enam ban per putaran lomba. Standar keselamatan sangat ditekankan, termasuk kewajiban memasang lampu hujan berwarna merah yang aktif dalam kondisi hujan atau berkabut.
TCR (Touring Car Racing) – Mengacu pada Standar FIA
Berbeda dari ITCR, kelas TCR bersifat non-kejurnas dan mengikuti regulasi FIA TCR global.
Hanya kendaraan berhomologasi FIA dan berusia maksimal 15 tahun yang diperbolehkan ikut serta. Bobot kendaraan minimal ditetapkan 1.275 kilogram, dengan panjang mobil minimal 420 cm.
Sistem pendingin mesin hanya boleh menggunakan air, sementara penggunaan bahan bakar berbasis methanol tetap dilarang.
Setiap mobil TCR diperbolehkan menggunakan ban radial non-slick dengan lebar hingga 295 mm, dan batas maksimal 10 ban per putaran berlaku selama seluruh sesi latihan hingga balapan.
Regulasi Umum dan Penegakan Standar Keselamatan
Seluruh kelas dalam ITCR dan TCR menerapkan jarak minimal balapan 38 kilometer, serta sistem poin tambahan untuk sesi Superpole.
Setiap kendaraan wajib diperiksa dan disetujui oleh Scrutineer IMI sebelum dan sesudah lomba, termasuk pemeriksaan bahan bakar, ban, serta bobot kendaraan.
Peraturan keselamatan menjadi prioritas utama: mobil wajib memiliki lampu hujan aktif, roll cage sesuai regulasi IMI 2025, serta sistem pengereman yang memenuhi standar.
Sistem ABS boleh dinonaktifkan, asalkan dilakukan dengan memperhatikan aspek keselamatan dan persetujuan teknis.
Menjaga Kompetisi Fair
Selain regulasi teknis kendaraan, sistem handicap weight juga diterapkan untuk menjaga keseimbangan performa antar pembalap.
Pemenang race pertama membawa tambahan beban sesuai peringkat:
• Juara 1: +50 kg
• Juara 2: +40 kg
• Juara 3: +30 kg
Penambahan maksimal dibatasi hingga 50 kilogram, tidak termasuk penalti tambahan.
Dengan penerapan regulasi teknis yang jelas, tegas, dan profesional, Kejurnas ITCR dan TCR 2025 menjadi panggung penting bagi pembalap dan tim balap Indonesia untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka.
Standar yang diterapkan oleh IMI dan dukungan penyelenggara seperti MGPA (Mandalika Grand Prix Association) memastikan bahwa ajang ini bukan hanya menjadi kompetisi bergengsi, tetapi juga sarana pembinaan dan penguatan ekosistem balap nasional.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap mobil dan pembalap yang tampil di Mandalika Festival of Speed tidak hanya cepat, tetapi juga memenuhi standar internasional. Inilah wujud komitmen MGPA dalam memajukan motorsport Indonesia,” jelas Priandhi Satria.
Priandhi Satria menegaskan bahwa seluruh langkah dan inisiatif yang dijalankan oleh Mandalika Grand Prix Association (MGPA) senantiasa sejalan dengan arahan InJourney Tourism Development Corporation (ITDC) selaku anak perusahaan di bawah naungan Injourney Holding yang berperan dalam pengembangan sektor pariwisata beserta industri pendukungnya. Ia menjelaskan bahwa ITDC dan InJourney secara berkelanjutan terus memperkuat perannya dalam mendorong pertumbuhan pariwisata nasional yang berdaya saing dan berorientasi pada keberlanjutan.
“Pertamina Mandalika International Circuit bukan sekadar milik MGPA, melainkan menjadi kebanggaan seluruh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kita semua memiliki tanggung jawab untuk terus mengembangkan dan mengelolanya secara profesional, bertanggung jawab, serta dengan penuh rasa bangga demi mengharumkan nama Indonesia. Mari kita bersama-sama memberikan yang terbaik melalui berbagai kegiatan yang diselenggarakan di Pertamina Mandalika International Circuit,” pungkas Priandhi Satria. (MGPA)
ARRIVE AND DRIVE
Ready to feel the adrenaline?Take on the track with Agya GR Arrive & Drive at Pertamina Mandalika International Circuit!Whether you want to take the wheel yourself or sit back and enjoy the ride, we've got you covered with our Toyota Agya GR Taxi Ride and Arrive & Drive programs.
JDM Fun Day
JDM (Japan Domestic Market) Fun Day is the biggest Japanese Car Community meet up in Indonesia. Followed by 85 high-performance JDM cars, this event initiated by the JDM community is conducted in a Time Attack format. JDM Funday Time Attack is divided into 3 classes according to car specifications: standard, street, and race. Racers from various backgrounds, including non-experienced drivers, experienced drivers, and professionals, have the opportunity to compete.
BOOK NOW